KEBUDAYAAN YANG MELEGENDA DI TANAH MINANG

Banyak daerah di Indonesia yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Salah satunya yang menarik adalah kebudayaan yang terdapat pada daerah Sumatera Barat. Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki beraneka ragam kebudayaan yang unik. Di antaranya adalah Tari Piring. Tari ini biasa dimainkan oleh kaum pria dan kaum wanita yang dimana peralatan untuk memainkan tarian tersebut menggunakan 2 buah piring kecil pada tiap penari dan juga tiap penari menggunakan baju adat Minang.

Selain Tari Piring masih banyak lagi tari-tarian lainnya yang sampai sekarang masih dipertahankan & dilestarikan oleh Gubernur dan masyarakat Minang tanpa mengubah keasliannya. Diantara lainnya : Tari Lilin, Tari Dindin Ba Dindin .

Tari Lilin juga menggunakan peralatan berupa 2 buah lilin yang dialasi dengan 2 buah piring dalam keadaan menyala. Sedangkan Tari Dindin Ba Dindin meruakan tarian berkelompok yang beranggotakan kurang lebih 10 orang. Tarian tersebut hampir mirip dengan tarian yg berasal dari daerah Aceh dimana gerakannya tidak mudah untuk di tiru.

Pencak silat atau yang dikenal dengan ‘silek’merupakan ilmu bela diri yang berakar dari bangsa Melayu. Etnis Melayu biasanya disebut penduduk yang terhampar di kepulauan yang meliputi Malaysia, Indonesia, Singapore, Brunei Darussalam, Filipina dan beberapa pulau kecil yang berdekatan dengan negara-negara tersebut, walaupun sebetulnya penduduk Melayu adalah hanya suatu etnis di antara ratusan etnis yang mendiami kawasan itu.

Di negara-negara inilah ilmu bela diri pencak silat dapat ditemukan, walaupun istilah penyebutan bisa bermacam-macam. Di semanjung Malaysia teknik membela diri dalam pergaduhan atau pertarungan disebut ‘silat’. Silat ini terdiri atas lebih daripada 260 gaya atau aliran dengan nama yang berbeda, tergantung pada teknik atau daerah asalnya, misalnya ‘gayong’, ‘gayong Fatani’, ‘cekak’, ‘keletan’, ‘lintau’ dan ‘saterlak’. Istilah ‘silat’ juga dipergunakan di negara tetangga, Singapore. Di sana terdapat sekitar 15 perguruan, yaitu lembaga pendidikan tempat berguru pencak silat. Beberapa di antaranya, seperti ‘gayung’ dan ‘cekak’, mempunyai kemiripan nama dengan gaya-gaya Malaysia dan negara-negara tetangga yang lain.

Begitupun, di beberapa propinsi Thailand Selatan di mana penduduknya adalah dari suku bangsa Melayu, yaitu Pattani, Yala dan Narathiwat, istilah yang dipakai adalah ‘silat’. Sama hal nya, di Brunei Darussalam dan di Filipina Selatan, di mana ilmu bela diri Melayu ini disebut juga istilah ‘silat kuntao’. Di daerah-daerah kepulauan Sulu di Filipina selatan, digunakan istilah istilah ‘silat-kalis’.

Di Indonesia, negara yang menjadi pusat perhatihan, ilmu bela diri tradisional ini dikenal dengan nama resminya ‘pencak silat’. Tetapi, di tiap daerah, masyarakat setempat memiliki istilah-istilah yang berbeda. Pada umumnya, dari Barat ke Timur, pencak silat dikenal di Sumatera Barat dengan istilah ‘silek’ dan ‘gayuang’, dan di pesisir Timur pulau itu, sama dengan negara tetangga Malaysia, dengan istilah ‘silat’; di Jawa Barat dengan sebutan ‘maempo’, dan ‘penca’; di Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan nama ‘pencak’; di Madura dan di pulau Bawean dengan ‘mancak’; di Bali dengan ‘mancak’ maupun ‘encak’, di kabupaten Dompu, di Nusa Tenggara Barat dengan ‘mpaa Sila’; dan di Bulungan Kalimantan Timur dengan istilah ‘bemancek’.

Asal muasal pencak silat pun masih menjadi tanda tanya, para ahliantropologis berusaha mencari tahu tentang keaslian olah raga bela diri ini. Ada beberapa legenda tentang silat ini dianataranya cerita tentang seorang wanita yang melihat perkelahian belalang besar di tepi sungai. Wanita itu mangamati gerak gerik belalang tersebut sehingga dia tidak sadar sudah lama menghabiskan waktu mengamati kedua binatang tersebut. Suami wanita tersebut kesal menunggu dirumah dan mencari wanita tersebut, alangkah terkejutnya suami tersebut mendapati istrinya sedang duduk menatap sungai. Dengan persaan marah san suami hendak memukul istrinya tersebut, namun san istri bisa mengelak dan melumpuhkan suaminya. Sang suami sangat terkesan terhadap kepintaran istrinya yang berhasil mengalahkannya. Akhirnya sang suami meminta istrinya untuk mengajari ilmu yang dia dapat dari mengamati belalang tersebut.

Cerita lain tentang pencak silat yang erat kaitannya dengan Minangkabau adalah saat raja minangkabau yang mengkombinasikan ilmu beladiri dari empat orang pengawalnya yang berasal dari berbagai Negara, Persia, Cina, Vietnam dan Siam. Gabungan ilmu beladiri dari para pengawal ini dinamakan oleh masyarakat minangkabau sebagai ‘silek’. Silek ini pun beragam teknik tergantung dari temapat dimana dipelajari diantaranya; Silek Tuo, Silek Pauh, Silek Kumango, Silek Seteralak dan Silek Lintau. Walaupun berbeda dalam penyebutan serta teknik namun pada dasarnya silek terdiri dari emat aspek yaitu : Bela diri, Seni, Olah raga dan Mental / sipiritual.

Masih banyak lagi tari-tarian yang terdapat di daerah Sumatera Barat, baik itu yang sudah di kenal maupun yang tidak terlalu di kenal. Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia wajib melestarikan kebudayaan asli dari Negara kita agar tidak di tiru maupun di rebut oleh Negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar